Wujud Tata Kelola Wilayah Perikanan Tradisional, Warga Desa Sinaka Tutup Sementara Perairan Paccabla

Wujud Tata Kelola Wilayah Perikanan Tradisional Warga Desa Sinaka Tutup Sementara Perairan Paccabla Penyerahan bendera penutupan sementara oleh Kepala Desa Sinaa, Tarsan Samaloisa (topi hitam) kepada Ketua Pokmaswas Sijago Koat, Holmes (topi loreng) disaksikan Ketua BPD Sinaka, Idris (tengah). Penyerahan itu menandai dimulainya penutupan sementara loka

SINAKA-Masyarakat dan Pemerintah Desa Sinaka, Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai kembali melakukan penutupan sementara satu titik lokasi penangkapan perikanan (fishing ground) yang terletak di areal Pulau Paccabla mulai 5 Maret hingga 28 Juni 2024.

Keputusan penutupan tersebut didapat dari hasil Musyawarah Desa Sinaka yang dipimpin Ketua Badan Permusyawaratan Desa, Idris Maulana dan diikuti 30 orang perwakilan nelayan, tokoh masyarakat dan agama, dan perwakilan perempuan, pada Senin (4/3/2024) di Dusun Mangka Baga, Desa Sinaka.

Menurut Idris, Pulau Paccabla atau disebut juga Sipecah Belah merupakan salah satu lokasi tangkap utama nelayan Sinaka terutama untuk spesies gurita. Selain aksesnya cukup dekat dengan pemukiman, Paccabla juga memiliki gugusan terumbu karang cukup luas sehingga banyak gurita di sana sehingga dipilih sebagai lokasi penutupan tahun ini.

Tahun lalu telah dilakukan penutupan pertama di lokasi berbeda yakni di perairan Pulau Beriulou, selama hampir tiga bulan. Penutupan tersebut merupakan implementasi Peraturan Desa Sinaka No.2/2024 tentang Tata Kelola Wilayah Perikanan Tradisional Berkelanjutan, yang bertujuan menjaga dan melestarikan laut Sinaka agar sumber dayanya berkelanjutan.

Idris Maulana mengatakan selama penutupan sementara, semua masyarakat maupun nelayan tidak boleh melakukan kegiatan penangkapan di Paccabla. "Selain Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Sijago Koat yang melakukan patroli, peran serta seluruh masyarakat juga diminta untuk mengawasi dan melaporkan jika terjadi pelangggaran di titik yang telah ditutup," kata Idris.

Penutupan sementara itu menurut dia sangat penting karena terkait erat dengan keberlanjutan sumberdaya perikanan di laut Sinaka. "Jika tata kelola tidak dilakukan, salah satunya melalui penutupan ini maka sumber daya perikanan terutama gurita di Sinaka lama-lama akan habis," ujarnya.

Senada dengan Ketua BPD, Kepala Desa Sinaka, Tarsan Samaloisa mengatakan, penutupan sementara dilakukan untuk menjamin kehidupan nelayan di Sinaka. Sebab selama ini beberapa sumber daya perikanan seperti lobster dan teripang sangat sulit di dapat di Sinaka yang disebabkan eksploitasi berlebihan di masa lalu tanpa memikirkan keberlanjutan.

"Menurut saya harus ada terobosan baru yang mesti dilakukan untuk menjamin keberlanjutan sumber daya perikanan sehingga salah satunya dengan penutupan sementara areal Pulau Paccabla, agar ekosistem tersebut terjaga," katanya.

Di sisi lain Tarsan berharap dengan penutupan tersebut hasil yang didapat nelayan saat melakukan pembukaan pada Juni nanti meningkat baik dari kuantitas maupun bobot terutama gurita yang menjadi andalan perikanan di Sinaka.

Penutupan ini menurut Tarsan akan dilakukan secara berkelanjutan kepada titik yang lain setelah areal yang ditutup telah dibuka.

Natalinus Taileleu, salah seorang nelayan sekaligus Kepala Dusun Mangka Baga menyambut baik penutupan tersebut. Selain di Paccabla, dia juga berharap melakukan penutupan areal penangkapan di lokasi tangkap Berikuret yang terletak tepat di depan Dusun Mangka Baga.

"Saya berharap seperti itu namun harus dibicarakan dulu dengan warga dusun, yang jelas kami menyambut baik adanya penutupan sementara ini karena hasil saat dibuka nanti bukan untuk pemerintah atau orang luar tetapi buat kami nelayan yang ada di sini," ujarnya.

BACA JUGA