MUARA SIBERUT—Dengan motto “masua rere masua lolokkat”, yang kira-kira berarti orang yang rajin bekerja dialah yang mendapatkan hasil, Jalius Salebbay (30), pemuda asal Puro, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai mulai merintis usaha produksi dan menjajal pemasaran sagu latco ke luar Mentawai pada Agustus 2019.
Melalui bendera CV. Latco Karya Mandiri miliknya, Jalius Salebbay yang menjabat sebagai direktur badan usaha tersebut mulai memproduksi sagu dengan kadar air hanya 10 persen yang berlokasi di Teitei Subuk, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai.
Sirkulasi pemasaran dimulai dari produksi di Muntei, kemudian sagu tersebut dikemas dalam tappri (bungkus sagu terbuat dari daun sagu yang menyerupai drum) dengan isi seberat 20 kg, sagu itu dikirim ke Padang melalui kapal. Pemilihan kemasan ini bukan tanpa alasan, menurut Jalius bungkus produknya menjadi ciri khas Mentawai.
“Ini sengaja kita buat untuk mengingatkan kita akan budaya lokal yang kita miliki agar tidak hilang, selain itu, tappri yang terbuat dari daun sagu lebih ramah lingkungan,” kata Jalius Salebbai kepada MentawaiKita,com, Senin (2/3/2020).
“Sagu Latco ini di mulai sejak bulan Agustus 2019 lalu dan sagu latco ini mulai booming pada tahun ini. Saat ini penjualan sagu latco sudah ada lima cabang tempat untuk menjual sagu latco diantaranya Padang, Tuapeijat, Sikabaluan, Jakarta, dan Riau. Sagu Latco ini dijual per kilo gram dan memiliki harga yang berbeda di setiap cabang,” jelas Jalius Salebbai.
Pembeli yang ingin mendapatkan produksi sagu Jalius dapat mendatangani toko yang beralamat di jalan komplek Wisma Indah VII Blok B No. 3 Tabing, Koto Tangah Padang.
Di Padang harga sagu latco Rp 8.000 per kg, Tuapeijat dan Sikabaluan harganya Rp 6.000 per kg. Harga jual di Jakarta Rp 22 ribu per kg. Sementara penjualan di Riau hanya membeli tepungnya yang dibeli langsung dari Muntei dengan harga Rp 5.500 per kg.
“Harga tersebut dihitung menurut ongkos transportasinya, yang menjadi kendala saat ini adalah Biaya untuk beli mesin parutan sagu yang ukurannya lebih besar karena mesin yang dipakai saat ini ukurannya kecil hanya bisa memuat tepung sagu sebanyak 8 ton, sementara jumlah tepung sagu yang diminta di Riau sebanyak 10 ton per bulan,” jelasnya.
Menurut Jalius, usaha yang sedang dibangunnya tersebut sebagai upaya membuka lapangan kerja bagi masyarakat Mentawai.
Ia menyebutkan mereka belum punya akses transportasi penjualan ke Kecamatan Sikakap sehingga belum membuka cabang di daerah itu.
Setelah memiliki wilayah pemasaran yang tetap, Jalius kemudian menjajal pemasaran secara online dengan memanfaatkan akun media sosial yang dimilikinya seperti facebook dan whatsapp.
Kemudian ia kini mulai melirik aplikasi pemasaran melalui GoFood yang merupakan salah satu fitur yang dimiliki Gojek, jasa transportasi antar jemput dalam jaringan. Namun pemesanan melalui aplikasi ini belum banyak karena belum banyak dikenal orang.
“Penjualan bisa order by GoFood, saya juga sudah tanda tangan kerjasama dengan Gojek Pesan online,” katanya.
Menurutnya sehari sagu yang terjual minimal 10 kg, kadang ada yang juga beli dalam bentuk tappri dalam bentuk manual.
“Harapan saya untuk ke depannya pemerintah dapat menyediakan pasar untuk setiap komoditi yang ada, misalnya sagu, talas, pisang, coklat, pinang, dan lain sebagainya supaya masyarakat kita tahu dan berinteraksi dengan pasar secara langsung dan tidak melalui tengkulak lagi. Kemudian selalu mengupayakan kelestarian lingkungan setiap usaha yang dilakukan dan tetap fokus pada Sustainable Development Goals," ujarnya.
Untuk mengembangkan usaha CV. Latco Karya Mandiri milik Jalius dibantu oleh beberapa perusahaan dan instansi lain yakni PT. Nico Maju Mandiri, PT.Meiden Enginering Indonesia, Asosiasi Konstruksi Umum Nasional, Yayasan Ugla Mentawai Simariuriu dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Kepulauan Mentawai. Dukungan instasi itu berupa pemberian konsultasi dan peralatan.
Sagu latco milik Jalius pernah diminta Disperindagkop Mentawai sebagai sampel uji coba pembuatan mie.
“Akan kami kirimi 5 kg minggu depan dalam bentuk tepung,” ujarnya.
CV. Latco Karya Mandiri yang menjadi badan usaha mikro kecil didirikan Jalius Salebbay pada Agustus 2019. CV ini bergerak pada bidang jasa konstruksi, industri, peternakan dan pertanian dengan NIB No.9120209612968 beralamat di Jl. Pisangan Baru Tengah, RT.14/RW.14, Pisangan Baru, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta . Semua proses berdirinya perusahaan kecil ini sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik melalui OSS Republik Indonesia.
"Saya sendiri masih merintis usaha konstruksi, peternakan dan kehutanan untuk bisa dikembangkan di daerah guna membuka lapangan kerja. Semoga informasi ini bisa berguna bagi generasi muda pelaku usaha baru," kata Jalius.