Yuk Liburan Akhir Tahun ke Air Terjun Matobat

Yuk Liburan Akhir Tahun ke Air Terjun Matobat Air terjun Matobat di Desa Sinaka Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang kini sedang dikembangkan menjadi lokasi ekowisata. (Foto: dok. YCMM)

SINAKA-Bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Sikakap Kecamatan Pagai Utara dan Kecamatan Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tak perlu jauh untuk mencari dan menikmati suasana alam, bila selama ini anda sudah merasa bosan bermain pantai. Ada ekowisata air terjun yang ditawarkan Desa Sinaka, yaitu air terjun Matobat atau Tantanen Simalelet yang terletak di KM 49 Trans Mentawai Pagai Selatan. Nah, untuk liburan Natal dan Tahun Baru 2020, cocok anda habiskan di sana bersama keluarga atau teman dekat.

Saat ini, air terjun Matobat atau Tantanen Simalelet menjadi tempat ekowisata dan masuk dalam program inovasi desa Pemerintah Desa Sinaka Kecamatan Pagai Selatan. Pengelolaannya akan diserahkan pada Kelompok Pemuda Karang Taruna Sadar Wisata.

"Saat ini sedang kita benahi didalamnya bekerjasama dengan masyarakat dan pemuda. Pembuatan tempat lesehan, membersihkan jalur jalannya menuju air terjun, tempat parkir dan membuatkan jembatan alami dari bambu dan kayu, " kata Tarsan Samaloisa, Kepala Desa Sinaka pada Mentawaikita.com, saat berkunjung ke sana sebulan lalu.

Lebihlanjut dikatakan Tarsan, untuk desain ekowisata air terjun Matobat bekerjasama dengan Yayasan Citra Mandiri (YCM) Mentawai. Untuk mendukung daya tarik di kawasan ekowisata, YCM Mentawai membantu material rumah inap, pondok pengamatan dan tempat lesehan.

"Untuk pelaksanaan pembangunannya dilaksanakan dengan goro bersama masyarakat, " katanya.

Tahun ini Pemdes sudah mengarahkan pembangunan gapura dengan anggaran Rp35 juta, pos jaga dengan anggaran Rp78 juta dan pembukaan badan jalan menuju air terjun dengan anggaran Rp46 juta dari dana desa. Termasuk badan jalan trans Mentawai Pagai Selatan menuju lokasi air terjun sekira 1 Km. Untuk masuk ke dalam, anda akan menikmati kesejukan alam yang indah, meniti jembatan bambu dan kayu di atas jernihnya air yang mengalir dari air terjun.


Untuk mengabadikan momen saat ke sana, anda bisa berswafoto dari sudut mana saja. Mulai dari masuk di pintu gapura, jembatan pertama dari bambu, berjalan dibawah rindangnya pohon-pohon besar yang dibawahnya bertebaran daun-daun kering hingga tiba di air terjun.

"Kita berharap tempat lesehan, pondok pengamatan dapat menambah daya tarik wisatawan yang datang, " kata Riki Hendra, desain dan rancangan wisata YCM Mentawai.

Riki Hendra, biasa dipanggil Warik mengatakan air terjun Matobat ini sudah pernah dikunjungi tim mancing mania. Karena di bagian hulu ada tempat pemancingan yang indah.

"Pada malam hari untuk memburu udang sungai dibalik batu-batu memberikan kesan tersendiri, " katanya.

Saat ini, selain mempersiapkan lokasi semaksimal mungkin, pihak pemuda karang taruna, masyarakat dan pemerintah desa menpersiapkan seperti apa tata pengelolaannya agar wisatawan yang datang berkunjung merasa aman dan nyaman.




"Soal regulasi pengelolaannya harus jelas agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Misalnya biaya masuk, pembagian hasil antara pengelolah dengan pihak pemerintah dan sebagainya. Ini harus didudukkan dari awal, " katanya.

Warik berharap, wisatawan yang datang berkunjung tidak lagi membawa makanan atau cemilan dari bahan pabrikan namun sudah dapat menikmati makanan ringan atau cemilan dari pangan lokal sehingga ekonomi masyarakat setempat jadi hidup dan kawasan ekowisata Matobat tetap terjaga kebersihannya.

Bagi yang mau berkunjung ke air terjun Matobat yang terletak di KM. 49 Trans Mentawai Pagai Selatan, anda tidak perlu ragu untuk tersesat. Bila anda dari arah Sikakap, menyeberanglah menggunakan boat penyeberangan dengan tarif Rp5 ribu per orang hingga tiba di seberang, Polaga. Dari Polaga anda ikuti saja jalur trans Mentawai menuju Desa Sinaka hingga anda menemukan gapura air terjun Matobat di sebelah kanan. Di sana sudah ada pos jaga.



"Akan dipasang juga penunjuk arah dari Polaga hingga lokasi air terjun agar memudahkan orang," kata Warik.

Saat ini belum ada angkutan umum yang melewati jalur tersebut sehingga disarankan anda membawa kendaraan sendiri seperti sepeda motor atau mobil bagi yang punya mobil. Dari Polaga hingga KM. 49 setidaknya anda menghabiskan waktu tempuh satu hingga dua jam perjalanan.

Nah, bagi yang mau menikmati liburan Natal dan Tahun Baru 2020, tak ada salahnya anda ke sana. Jangan lupa bawa kamera atau telepon berkamera anda untuk mengabadikan dan menyebarkan pesona anda yang berhasil diabadikan di media sosial anda agar menarik minat wisatawan lainnya. Jangan segan memberikan kritik dan masukkan yang membangun bagi pemerintah desa, pengelola ekowisata air terjun Matobat demi kesempurnaannya ke depan.

BACA JUGA