MATOBE—Pantai Bubuakat yang terletak di Dusun Bubuakat, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki pantai berpasir hitam. Warna pasir yang hitam itu ternyata menjadi daya pikat tersendiri bagi pengunjung.
Pemandangan yang ditawarkan oleh pantai Bubuakat cukup menakjubkan, jika duduk di pantai pengunjung dapat memandangi selat Mentawai yang terbentang luas. Selat itu menjadi pemisah antara Kepulauan Mentawai dengan pulau Sumatera.
Deru ombak yang bergulung memberi suasa tersendiri, terkadang semilir angin membawa keteduhan yang membuat pengunjung malas beranjak jika telah berkunjung di pantai itu.
Di tepi pantai tak ada tumbuhan seperti kelapa sebagai tempat berteduh, suasana ini justru making menarik sebab pengunjung dapat mendirikan tenda darurat sebagai tempat berteduh. Jadi tak salah jika pantai ini menjadi tujuan yang asyik jika mengadakan kemping dengan rombongan.
Tak sulit menjangkau pantai Bubuakat, cukup menaiki sepeda motor atau mobil dari Desa Sikakap yang menjadi daerah pelabuhan kemudian menuju pantai Bubuakat sekira 60 menit perjalanan. Di pantai Bubuakat terdapat aliran air menyerupai kali kecil yang asyik dijadikan tempat bermain bagi anak-anak.
Westi (35), pengunjung Pantai Bubuakat menyebutkan, pantai ini sangat indah, pasirnya berwarna hitam, pantainya luas, air laut bagian tepi berwarna kehitaman, dan ombak saling berkejaran mengejar pantai.
Air laut bagian tepi agak berwarna hitam mungkin pengaruh dari warna pasir, sebab sekitar 50 meter dari tepi pantai warna air laut berwarna biru.
Menurut dia, menghabiskan waktu di pantai Bubuakat tidak perlu mengeluarkan uang banyak cukup dengan 2 liter bensin dengan total uang Rp18 ribu kita sudah bisa pulang pergi dari Desa Sikakap ke Pantai Bubuakat.
"Kalau ke pantai Bubuakat kami biasanya pergi bersama keluarga paling sedikit 7 orang, ransum yang dibawa berupa nasi, lengkap dengan sambalnya, tempurung untuk bakar ikan, termasuk ikannya, setelah puas mandi air laut perut biasanya langsung lapar," katanya.
Soni (30), pengunjung lain mengaku panorama pantai Bubuakat sangat menarik. Hanya saja ia sedikit menyayangkan pengelolaan pantai yang tidak ada yang membuat terkadang ada sampah di pantai.
Meski begitu, kata dia, tidak menyurutkan niatnya menghabiskan liburan di pantai Bubuakat bersama keluarga dan teman-temannya.
”Sayang di pantai Bubuakat tidak ada pohon tempat berlindung, pohon yang ada cuman berupa semak-semak tinggi yang ada di tepi pinggiran pantai, pohon kelapa tidak ada, walaupun agak jauh dan melewati badan jalan yang kurang bagus namun indahnya panorama alam ciptaan Allah Tuhan yang maha esa membuat semua terobati," katanya
Selain menjadi tempat wisata, pantai ini juga menjadi jalur alternatif menuju Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara saat laut surut. Pantai ini ramai dikunjungi warga sekitar saat memasuki libur terutama saat memasuki bulan suci ramadhan untuk melakukan ritual balimau.
Saat balimau pada Minggu (5/5), pantai Bubuakat dipadati ratusan pengunjung terutama dari warga muslim yang pada umumnya berasal dari Desa Sikakap. Sesampai di pantai Bubuakat, pengunjung ada yang bermain bola, ada yang mandi laut sambil menikmati tingginya gelombang air laut mencapai 1 meter.
Untuk menjaga keamanan Polsek Sikakap menyiagakan dua orang petugas anggota Polsek Sikakap di pantai Bubuakat.
"Agar pengunjung merasa aman selama berada di pantai waktu beliau kita dari Polsek Sikakap menyiagakan dua orang anggota di tempat-tempat wisata seperti Pantai Bubuakat, Desa Matobe, Pantai Mabola, Desa Sikakap dan Pulau Siruso," kata Iptu Rosa Harisman,Wakil Kepala Polsek Sikakap, Minggu (5/5/2019).