Antoni Martin SKM merupakan tamatan Akademi Perawat Baiturahma Padang pada 1998. Setelah tamat dari akademi itu ia bekerja di Poliklinik PT MPL selama dua tahun (1998-2000).
Setelah keluar pada 2000 di poliklinik PT.MPL, pria kelahiran Sikakap, 18 Agustus 1974 ini menjadi tenaga sukarela di Puskesmas Sikakap, Kecamatan Sikakap dan kemudian lulus tes penerimaan Calon Pegawasi Negeri Sipil 2001 dan diangkat menjadi perawat di puskesmas itu.
Sekira 6 tahun mengabdi di Puskesmas Sikakap, Antoni Martin kemudian dipindahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai pada 2007 sebagai staf pencegahan penyakit menular. Di dinas kesehatan ia kerap berganti posisi mulai dari staf perencanaan, pelaksana tugas kepala subbagian keuangan hingga menjadi bagian kesehatan lingkungan.
Kemudian pada Februari 2019, Antoni Martin diangkat menjadi kepala Puskesmas Sikakap.
Apa yang akan dilakukan Antoni Martin selama bertugas sebagai kepala Puskesmas Sikakap, berikut petikan wawancara dengan wartawan MentawaiKita.com, Supri Lindra awal Maret lalu.
Puskesmas Sikakap merupakan puskesmas rujukkan di daerah Pagai Utara Selatan, apakah peralatan telah memadai?
Puskesmas Sikakap merupakan puskesmas rujukan di daerah Pagai Utara Selatan (PUS), sebelum pasien dari Puskesmas Saumanganya (Kecamatan Pagai Utara), Puskesmas Bulasat, dan Puskesmas Malakopak (Kecamatan Pagai Selatan) dirujuk ke Padang atau ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tuapeijat biasa pasien langsung dibawa dengan mengunakan speed boat dari puskesmas masing-masing.
Pelayanan yang bisa dilakukan adalah pelayan dasar, pelayanan kesehatan di puskesmas itu fokus pada tahap pencegahan dan promosi kesehatan. Kalau bicara masalah peralatan medis yang ada, khusus untuk peralatan dasar kesehatan kita sudah cukup kalau dipersentase peralatan medis sudah 80 persen.
Yang belum ada itu sekarang brankar alat untuk memindahkan pasien dari IGD ke ruang inap pasien, karena tidak ada brankar untuk memindahkan pasien kita masih mengunakan tandu dengan sistem manual dengan cara diangkat.
Apakah peralatan untuk persalinan dan tenaga bidan untuk persalinan sudah cukup?
Kalau bicara masalah perlengkapan persalinan dan tenaga persalinan di Puskesmas Sikakap sudah lebih dari cukup. Kita memiliki bidan lebih 15 orang dan 3 dokter umum. Soal peralatan persalinan di Puskesmas Sikakap sudah bisa dikatakan cukup bahkan kita memiliki inkubator alat untuk memanaskan bayi setelah lahir.
Apakah ada kasus ibu dan anak meninggal setelah melahirkan di Puskesmas Sikakap tahun ini?
Triwulan pertama bulan Januari 2019 kasus ibu dan bayi meninggal dunia belum ada. Untuk mencegah kasus itu pihak Puskesmas Sikakap selalu turun ke lapangan setiap awal bulan dengan cara memberikan pelayanan posyandu di setiap dusun. Pelayanan posyandu yang diberikan kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan balita tujuannya untuk memantau tumbuh kembang balita yang ada di dusun
Tapi yang menjadi masalah sekarang masih ada juga orang tua yang tidak mau membawa balitanya ke posyandu. Agar semua berita dapat terpantau tumbuh kembangnya maka kita wajibkan kader posyandu dan petugas kesehatan yang bertugas waktu posyandu untuk memberikan pelayanan dari pintu ke pintu rumah masyarakat yang ada balita di bawah umur 5 tahun.
Menurut Anda apakah cara dari pintu ke pintu efektif dalam memantau tumbuh kembang balita?
Pelayanan dari pintu ke pintu rumah masyarakat untuk memantau tumbuh kembang balita sangat efektif sekali, kalau terdapat balita yang berat badannya tidak sesuai dengan umurnya maka kita akan langsung berikan perhatian khusus kepada balita tersebut dengan cara menurunkan langsung tim gizi dari Puskesmas Sikakap.
Apakah ada kekurangan obat-obatan di Puskesmas Sikakap?
Kekurangan obat-obatan tidak ada masalah lagi, sebab sekarang kalau ada obat yang kurang kita langsung buat ampra (slip) dan minta langsung ke bagian farmasi di Dinas Kesehatan Mentawai dan obat-obatan tersebut langsung dikirimkan ke Puskesmas Sikakap.
Wilayah kerja Puskesmas Sikakap terdiri dari berapa desa dan dusun?
Wilayah kerja Puskesmas Sikakap itu terdiri tiga desa yakni Desa Sikakap, Desa Matobe, dan Desa Taikakao. Desa Sikakap terdiri dari 13 dusun, Desa Matobe terdiri dari 12 dusun dan Desa Taikako terdiri dari 19 dusun.
Apakah setiap desa dan dusun telah memiliki petugas kesehatan?
Karena wilayah kerja Puskesmas Sikakap terdiri dari tiga desa dan 44 dusun di mana jarak satu dusun dengan dusun itu berjauhan, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat maka kita menugaskan petugas kesehatan di desa dan dusun. Sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk Desa Matobe 11 petugas kesehatan yang memantau 12 Dusun.
Desa Taikako 11 petugas kesehatan yang memantau 19 dusun. Sementara Desa Sikakap terdiri 13 dusun, karena dekat ke puskesmas maka untuk Desa Sikakap hanya 5 petugas kesehatan.
Apakah setiap petugas yang ditugaskan di desa atau dusun itu harus menginap di polindes dimana dia ditugaskan?
Sesuai dengan aturan setiap petugas kesehatan yang ditugaskan di polindes itu harus menginap di wilayah kerjanya. Untuk memantau apakah polindes desa atau dusun itu ada petugas kita akan cek setiap minggu langsung turun ke lapangan.
Bagi petugas yang minta izin tidak menginap karena hamil atau lainnya harus melapor ke dusun, desa atau ke bagian ke pegawai Puskesmas Sikakap. Bagi yang melanggar aturan yang telah dibuat kita akan panggil petugas kesehatan yang tidak berada di tempat, dan ditanya alasan kenapa mereka tidak berada ditempat.
Kalau alasannya kuat maka akan kita maafkan dan izinkan, yang jelas kita pihak puskesmas akan menerima setiap masukan dan informasi dari masyarakat setempat, tapi informasi tersebut akan kita tindaklanjuti ke lapangan.
Menurut Anda apakah Pemerintah Desa sangat mendukung setiap program kerja dari Puskesmas Sikakap?
Menurut amatan saya sekarang ini pemerintah desa sangat mendukung sekali setiap program kerja Puskesmas Sikakap. Sekarang ini pemerintah desa telah membuat polindes dari dana Alokasi Dana Desa (ADD), begitu juga dengan setiap kegiatan.
Agar pemerintah desa tahu kegiatan Puskesmas Sikakap setiap triwulan kita akan melaksanakan lokakarya mini diadakan di Puskesmas Sikakap, kita undang pemerintah desa, pemerintah kecamatan, kepolisian, danramil dan lainya.
Kita juga telah berdiskusi dengan pemerintah desa dan Muspika Kecamatan Sikakap setiap ada musyawarah agar kita dari pihak Puskesmas Sikakap agar dapat dilibatkan.
Menurut Anda bagaimana dengan dukungan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai terhadap Puskesmas Sikakap?
Dukungan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai sangat tinggi sekali, bahkan kepala Dinas Kesehatan Bapak Lahmuddin Siregar ikut terjun langsung ke Puskesmas Sikakap untuk memantau kebutuhan dan kekurangan yang ada.
Beliau langsung mengajak petugas kesehatan di Puskesmas Sikakap untuk bergotong royong bersama untuk menjaga kebersihan lingkungan seperti beliau lakukan pada bukan Januari lalu.
Sebagai kepala Puskesmas Sikakap apa harapan Anda terhadap masyarakat yang ada di Kecamatan Sikakap?
Harapan saya kepada masyarakat di Kecamatan Sikakap agar dapat menjaga lingkungan, sebab dengan lingkungan yang bersih maka penyakit akan hilang terutama sekali penyakit menular seperti malaria dan lainnya.
Kesehatan tubuh untuk menjaga kesehatan tubuh yang harus diperhatikan sekali adalah kebersihan tubuh kita, agar tubuh bersih paling tidak dalam satu hari itu kita harus mandi dua kali dengan mengunakan sabun. Kebersihan gigi untuk menjaga kebersihan gigi kita harus 3 kali sikat gigi tiap hari pagi sore dan malam sebelum tidur.
Terakhir olah raga jangan lupa dengan berolahraga maka kesehatan tubuh akan meningkat, dalam tubuh kita ini ada penyakit, penyakit itu akan muncul kalau tubuh kita lemas. Kesehatan itu akan meningkat tergantung dari kita sendiri bagaimana kesadaran kita dalam menjaga kesehatan diri sendiri