MABULAU
BUGGEI—Petani kelapa di Dusun Mabulau Buggei, Desa
Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Kepulauan Mentawai mengontrol harga kopra yang kian hari makin anjlok
di pasaran.
Saat ini harga jual kelapa cungkil berkisar Rp800-1.000 per kilogram
sementara kopra Rp2.000-3.000 per kg.
Laidin, salah
satu pemilik kelapa di Mabulau Buggei mengatakan, sejak Oktober hingga Desember ia sudah tidak mengolah kopra karena
harganya terlalu murah. Di Mabulau Buggei jumlah kepala keluarga sebanyak 76
yang 95 persennya mengandalkan kelapa sebagai sumber pendapatan.
“Sejak
harga murah tidak lagi menghiraukan kebun kelapa dibiarkan saja masak di pohon, dan
ada juga beberapa saja petani mengolah kelapa mereka yang keadaan terdesak saja
untuk kebutuhan rumah, petani lainnya kerja
yang lain salah satunya mencari ikan,” katanya kepada Mentawaikita.com,
Selasa (4/12/2018).
Ia berharap harapan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Kepulauan Mentawai mencari
solusi pabrik penampungan di daerah lain
yang bekerja sama dengan Perindagkop agar harga stabil.
Bruno Simamora, salah
satu penampung kelapa dan hasil bumi di daerah
itu menyebutkan, penurunan harga kelapa terjadi sejak April tahun ini. Pada April
harga kelapa cungkil masih berkisar Rp3.500-3.800 per kilogram dan harga kopra
berkisar Rp6 ribu-7 ribu per kg.
Setelah April harga mulai jatuh dimulai dari Rp2.500 per kg untuk kelapa
cungkil dan Rp5 ribu per kg untuk kopra. Harga makin turun dan terhitung Desember
menjadi Rp800-1.000 per kilogram sementara kopra Rp2.000-3.000 per kg.
Penurunan harga itu, kata Bruno dipengaruhi harga pasar nasional yang juga turun. Pada saat harga kopra
masih Rp6 ribu-7 ribu per kg, jumlah kopra yang dijual petani mencapai 2-3 ton
per minggu.
“Namun
sejak harga turun menurun menjadi 400-600 kilogram per minggu,” katanya Bruno.