MALANCAN-Pemuda memiliki potensi besar dalam menciptakan masa depan yang adil dan berkelanjutan untuk seluruh elemen masyarakat dengan menjunjung prinsip inklusi dimana tidak ada satu orang pun yang tertinggal. Untuk melahirkan tersebut Yayasan Citra Mandiri Mentawai (YCMM) melalui Program Sipaumat, YCMM mengadakan Pelatihan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (Gedsi) Untuk Perempuan dan Pemuda di Desa Malancan, 1 Mei 2024.
“Penguatan perspektif Gedsi bagi pemuda menjadi penting agar semangat, inovasi, dan kreatifitas yang mereka miliki semakin efektif dalam berkolaborasi dengan pemerintah mewujudkan pembangunan dan lingkungan sosial yang inklusif di desa,” kata Program Manager Sipaumat YCMM, Tarida Hernawati
Pengarusutamaan gender dan perspektif Gedsi dalam setiap tahapan pembangunan penting untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. Kebijakan, strategi, program, dan kegiatan yang responsif gender sudah selayaknya diintegrasikan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). “Pelatihan ini yang juga dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Desa Malancan. YCMM ingin menginisiasi terciptanya kolaborasi antara pemerintah desa dan kelompok perempuan dan pemuda di desa dalam pembangunan di desa,” terangnya.
Selain itu kata Tarida, YCMM juga ingin mendorong lahirnya pemuda pemudi pelopor inklusi sosial di desa dan lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan baseline data YCMM, di Desa Malancan ada banyak kelompok marginal yang mengalami eksklusi sosial seperti kelompok disabilitas, perempuan kepala keluarga dan anak.
“Masih banyak warga yang kesulitan mengakses layanan dasar, bantuan sosial, dan program pemerintah lainnya. Ini juga diperparah dengan tingginya angka kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Desa Malancan. Masalah-masalah sosial ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga seluruh elemen masyarakat termasuk kelompok perempuan dan pemuda,” ungkapnya.
Dian, seorang pemudi yang mewakili organisasi Gerakan Pemuda GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai mengatakan selama ini kaum muda di desa tidak pernah terlibat dalam proses pembangunan, karena mungkin tidak dianggap penting atau tidak tahu apa-apa. “Kenyataannya kami memang tidak tahu apa-apa seperti apa itu Musrenbang, APBDes, RPJMDes, RKPDes, dan lain-lain karena memang tidak diberi tahu. Kami jadi merasa bahwa urusan pembangunan itu urusan orang tua saja,” ujarnya.
Tambah Dian, pemuda hanya dilibatkan untuk urusan olahraga, perayaan-perayaan hari besar seperti natal, tahun baru dan perayaan 17 Agustus. Apalagi tentang GEDSI, dia baru mendengarnya sekarang.
Kepala Dusun Sibeuotcun yang mewakili Kepala Desa Malancan, Nason mengakui, pemerintah dusun dan desa selama ini memang belum melirik kelompok pemuda sebagai kekuatan potensial di desa. Sehingga tidak pernah melibatkan pemuda dalam proses-proses pembangunan di desa. “Saya mengapresiasi kegiatan pelatihan yang melibatkan kelompok pemuda ini dan terinspirasi untuk melibatkan pemuda dalam Musrenbang Dusun dan perencanaan pembangunan lainnya di tahun ini,” ujarnya.
Nason juga berjanji akan menyampaikan usulan yang sama kepada Kepala Desa agar diberlakukan di 9 dusun yang ada di Desa Malancan. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh 14 orang perempuan dan 12 orang laki-laki yang mewakili organisasi-organisasi kepemudaan dari 9 dusun di Desa Malancan.
Sedangkan narasumber adalah Tarida Hernawati, Program Manager Sipaumat YCMM dan co fasilitator Bambang Sagurung, fasilitator YCMM di Desa Malancan. Materi- materi awal yang disampaikan adalah tentang konsep dasar gender, mengingat sebagian beserta masih sangat awam dengan isu Gedsi.
Peserta terbagi ke dalam 3 kelompok yaitu : Kelompok Pemuda GKPM, Kelompok Pemuda GPdI, dan Kelompok Pemerintah Desa. Beberapa point dari rencana aksi tersebut adalah:
Pemerintah Desa Malancan akan melibatkan kelompok perempuan dan pemuda dalam proses perencanaan pembangunan mulai dari Musyawarah Dusun.
Organisasi Pemuda GKPM dan GPdI di Desa Malancan akan memasukkan prinsip-prinsip Gedsi dalam aturan organisasi mereka baik aturan tertulis maupun tidak tertulis.
Organisasi Pemuda GKPM dan GPdI di Desa Malancan akan melaksanakan perayaan n atal oikumene tahun 2024 di desa Malancan dengan mengusung tema inklusi sosial.
Perempuan kader-kader posyandu Desa Malancan akan membuat data terpilah kelompok marginal dan kelompok rentan di desa sebagai dasar menyusun dan mengusulkan program prioritas posyandu bagi kelompok tersebut.