SAUREINU- Yayasan SHEEP Indonesia bersama dengan desa mitra
dampingan telah berhasil menggelar Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Pangan
Lokal Keladi dan Pisang 7-9 November 2023
di Aula Kantor Desa Saureinu, Kecamatan Sipora Selatan, Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
Menurut Manajer Area
Wilayah sipora Ikbal Herdiyansyah, kegiatan ini untuk menjaga dan mengembangkan
pangan lokal di Mentawai, khususnya pada komoditas keladi dan pisang. Selain
itu pelatihan ini untuk eksistensi pangan lokal di Mentawai saat ini sedang mengalami
penurunan perhatian.
“Saat ini, semakin sedikit
masyarakat yang mengonsumsi keladi dan pisang sebagai sumber karbohidrat utama
mereka, menjadi ancaman serius bagi pangan lokal di daerah ini. Pangan lokal
bukan hanya identitas lokal, tetapi juga gerbang utama bagi masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan gizi yang beragam,” katanya lewat rilis yang diterima
Mentawaikita.com, Jumat (10/11/2023).
Ikbal juga mengatakan
pangan lokal menjadi kunci penting untuk memitigasi risiko stunting pada
anak-anak. “Pengonsumsian pangan lokal juga mendukung kampanye lingkungan
dengan mengurangi jarak antara produsen dan konsumen secara langsung,"
ungkapnya.
Ikbal berharap, pelatihan
ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi perlindungan dan pengembangan
pangan lokal di Mentawai. “Yayasan SHEEP Indonesia berkomitmen untuk terus
mendukung inisiatif-inisiatif serupa guna meningkatkan kemandirian sistem
pangan lokal yang berkelanjutan di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut
menghadirkan narasumber Heni Purwaningsih dan dan Cecep Erwan, keduanya adalah
peneliti di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Badan Ristek dan Inovasi
Nasional (BRIN). Mereka memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengolahan
pasca panen pangan lokal keladi dan pisang.
Kepala Desa Saureinu,
Tirjelius Taikatubutoinan, berharap peserta dapat menjadi agen perubahan dalam
melindungi dan mengembangkan pangan lokal di Mentawai. “Peserta pelatihan agar
mempraktekkan kembali di desanya masing-masing apa yang telah dipelajari selama
3 hari supaya dapat memanfaatkan dan mengembangkan potensi pangan lokal yang
ada di desanya," ungkapnya.
Selama pelatihan, peserta
aktif mengikuti berbagai kegiatan, dari pemaparan materi hingga praktek
pembuatan berbagai olahan pangan lokal seperti dodol keladi, cake pisang, dan
brownies keladi.
Tirje berharap peserta
dapat menjadi koordinator atau fasilitator dalam perlindungan dan pengembangan
pangan lokal di Mentawai.
Selama pelatihan peserta
baru mengetahui ternyata keladi dan pisang dapat dijadikan berbagai macam
olahan menarik dengan berbahan dasar tepung keladi dan tepung pisang. Selain
itu untuk selanjutnya membentuk forum komunikasi olahan pangan lokal melalui grup
WhatsApp untuk dilanjutkan berinteraksi dan saling mendukung dalam
mengembangkan pangan lokal di daerah masing-masing.
Pelatihan yang berlangsung
selama tiga hari tersebut dihadiri oleh 34 orang yang berasal dari kelompok
dampingan Yayasan SHEEP Indonesia di 10 desa, PKK dari 4 desa di Sipora
Selatan, dan perwakilan pengajar serta siswa dari SMK N 1 Kepulauan Mentawai.