SIKABALUAN-Antrean pembelian beras di teras kantor camat Kecamatan
Siberut Utara pada Rabu, 6 September 2023 mulai sepi. Lidia Sagurung, salah
seorang ibu dari Dusun Puran Desa Muara Sikabaluan terlihat gelisah akan tidak
mendapat kesempatan membeli beras yang disediakan Dinas Koperasi Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian
dan Perdagangan Mentawai sebagai solusi cepat menjawab kelangkaan bahan pokok
khusus beras di Sikabaluan.
Lidia tak sempat mendaftarkan namanya sebagai
calon pembeli beras karena lambat datang ke pusat Desa Muara Sikabaluan guna
mendaftarkan diri. Jarak Puran dengan pusat kecamatan 8 kilometer namun melewati
laut dan menyeberangi sungai. Ia tiba di kantor camat saat masyarakat sedang
antrian mendengarkan namanya dipanggil untuk membeli beras yang tersedia. "Berharap
ada sisa yang bisa dibeli,” katanya.
Beruntung, ada warga yang mendapat beras namun
masih punya persediaan di rumah sehingga beras yang dibeli di kantor camat
diberikan kepada Lidia. "Kita ganti uangnya saja. Kebetulan stok beras di rumahnya masih
ada,” jelas.
Harga beli beras di kantor camat untuk merek
Eshaku ukuran 10 kg dengan harga Rp 143 ribu, beras kayu manis ukuran 10 kg
dengan harga Rp 156 ribu, beras rambe ukuran 10 kg dengan harga Rp 160 ribu,
beras belimbing ukuran 10 kg dengan harga Rp150 ribu, beras joker ukuran 10 kg
dengan harga Rp150 ribu
Kelangkaan bahan pokok di Sikabaluan terjadi
akibat tidak masuknya kapal penyeberangan milik ASDP seperti KMP. Gambolo dari
Padang-Sikabaluan sejak 27 Agustus 2023 sesuai jadwal satu minggu sekali. Kapal
penyeberangan tidak berlayar melayani rute Padang-Sikabaluan karena ada kendala
teknis dan cuaca buruk di perairan Mentawai.
Tidak masuknya kapal reguler tersebut membuat
kebutuhan pokok seperti beras, telur, gula, minyak makan, sayuran dan kebutuhan
pokok lainnya mulai langka dan mengalami kenaikan harga. Beras kayu manis yang
biasanya dijual di Sikabaluan Rp120 ribu per karung ukuran 10 kg naik menjadi
Rp160-Rp170 ribu per karung ukuran 10 kg. Begitu juga dengan beras belimbing,
rambe dan lainnya. Sementara untuk telur ayam ras yang biasanya Rp2000 per
butir naik menjadi Rp2500 per butir.
Karena pasokan barang sudah habis, pedagang di
Sikabaluan mencari kapal dagang untuk membawa pasokan bahan pokok. Kapal dagang
yang masuk Minggu, 3 September 2023 membawa beras, telur dan beberapa barang
lainnya langsung diserbu masyarakat. Beras, telur, gula hari itu juga langsung
habis setelah tiba di warung dan toko di Sikabaluan.
Mendapat laporan dari Kecamatan Siberut Utara
terkait kelangkaan bahan pokok terutama beras, pihak Dinas Koperasi Usaha Kecil
Menengah, Perindustrian
dan Perdagangan
Mentawai bersama instansi terkait mencarikan langkah awal untuk menjawab
kelangkaan bahan pokok.
"Pak bupati langsung perintahkan untuk
cari beras dan distribusikan ke dua kecamatan, Siberut Utara dan Siberut Barat
dengan harga jual sesuai harga beli. Untuk distribusi ditanggung pemerintah,” kata Ananias, kepala
Bidang Perdagangan.
Kelangkaan bahan pokok kerap terjadi di
Sikabaluan bila kapal penyeberangan pengangkut barang pedagang tidak berlayar
bila kapal mengalami kerusakan atau terjadi gelombang tinggi di perairan
Mentawai.
Persalina, salah seorang ibu rumah tangga di
Sikabaluan mengatakan kebutuhan akan bahan pokok seperti beras sangat penting
dalam keluarga karena beras sudah menjadi makanan pokok sehari-hari.
"Jangankan anak-anak kita orangtua saja
tidak begitu biasa lagi makan sagu, keladi. Beras itu sudah menjadi
utama", katanya.
Untuk keladi, pisang, sagu hanya sebagai
makanan sampingan yang tidak rutin tersedia atau dikonsumsi dalam keluarga.
Karena tidak menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Sikabaluan jarang
mengolah sagu untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk dijual ke masyarakat.
Hal senada soal kebutuhan beras dikatakan
Magdalena Rikken, salah seorang ibu rumah tangga di Malancan Desa Malancan.
Untuk kebutuhan beras bagi keluarganya karena untuk anak-anak sebagai makanan
pokok sehari-hari. "Kalau kami orangtua untuk makan sagu masih bisa. Tapi anak-anak
sudah sulit", katanya.
Sedikit berbeda dengan Karolina, salah seorang
ibu di Sikabaluan. Untuk kebutuhan sehari-hari makanan keluarga dalam kehidupan
sehari-hari dibuat bervariasi. Kadang masak nasi, kadang keladi, sagu, ubi. "Tergantung
dari ikan yang dimasak sehari-hari,” katanya.
Kalau masak sup ikan maka yang makanan utama
yang dimasak sagu atau keladi atau ubi. Namun kalau masak sambal maka makanan
utama yang dimasak nasi atau keladi. Untuk keladi, ubi dan pisang ditanam di sekitar
pekarangan rumah. Sementara untuk sagu membeli dari warga Monganpoula yang
berjualan sehari-hari hasil ladang ke Sikabaluan.
Aktifitas bersawah di Kecamatan Siberut Utara
dari enam desa, ada dua desa yang masih terus berjalan meski tekadang gagal
panen atau hasil panen hanya cukup untuk kebutuhan satu hingga dua bulan satu
keluarga. Diantaranya di Dusun Bojakan Desa Bojakan dan Dusun Malancan Desa
Malancan.
"Bojakan sudah mulai berbuah karena panen
tahun lalu gagal akibat banjir", kata Sandro Sapotuk salah seorang guru di
Bojakan yang memotori aktifitas bersawah masyarakat.
Sementara di Malancan ada dua lokasi yaitu
Pusoatan dan Sinaki. Untuk di lokasi sawah di pusoatan sudah mulai berbuah
sementara di Sinaki dalam tahap pembersihan lahan dan penanaman.
"Karena harga beras Rp200 ribu per karung
ukuran 10 kg membuat kami terus bersemangat karena untuk membeli beras
kebutuhan sehari-hari sangat sulit,” kata Magadalena Rikken warga Malancan pada Mentawaikita.com, Rabu
(13/9/2023).