PADANG-Siswa SD Filial SDN 28 Sagulubbek yang berada di Dusun Tepuk, Desa Sagulubbek, Kecamatan Siberut Barat Daya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, terpaksa belajar di lantai dengan alas karung dan meja dari kayu seadanya hasil swadaya guru.
Guru di SD filial, Dominikus Tasirilegi menuturkan kondisi tempat dia mengajar memprihatinkan, siswa belajar di lantai dengan memakai alas karung, sedang mejanya seperti bangku yang dibuat hasil swadaya guru sendiri. “Sekolah kami ini ada tiga ruang, satu ruang guru, dua ruang belajar. Dari dua ruang belajar itu dibagi lagi, untuk satu ruang itu disekat untuk ruang belajar kelas satu dan dua, kemudian ruang tiga itu disekat jadi dua, satu untuk kelas tiga dan empat, satu ruang lagi untuk kelas lima dan enam,” katanya, Minggu (21/5/2023).
Kata Domi, sebelum menjadi filial SDN 28 Sagulubbek, sekolah tersebut jadi filial SD Santa Maria di Muara Siberut, kemudian pada tahun 2017 sekolah tersebut diambil alih Dinas Pendidikan Mentawai dan digabungkan dengan SDN 28 Sagulubbek. “Gedung SD ini dibangun lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) tapi itu tidak selesai, seperti jendela belum selesai hanya memakai terali kayu, kemudian lantai baru di cor kasar,” ujarnya.
Domi mengakui pemerintah telah 10 kursi dan meja belajar dari dana Program Indonesia Pintar tapi kursi itu dipakai untuk kelas 2, kelas 1 dan 3 memakai meja dan kursi panjang hasil swadaya, sedangkan kelas 5 dan 6 memakai meja swadaya dan tempat duduknya karung dan masih belajar di lantai,” ujarnya. Dulu pernah meminjam bangku milik gereja tapi karena ada aturan dari pihak gereja sehingga mereka tidak bisa lagi meminjam bangku untuk belajar. “Total seluruh murid saat ini ada 41 orang, kelas satu ada 11 orang, kelas dua ada 10 orang kelas tiga sampai enam masing-masing lima orang. Sedangkan guru ada empat orang, dua guru kontrak dan dua guru honor,” katanya.
Masalah tersebut ini sudah disampaikan kepada kepala sekolah, namun kondisi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak cukup, tak hanya itu masalah ini juga sudah disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kebudayan Mentawai sampai DPRD Mentawai yang berkunjung namun alasannya belum ada dana. “Mereka akan membuat rencana tahun 2024, semoga ini terwujud,” ujarnya.
SD Filial merupakan cabang dari SDN 28 Sagulubbek, jarak dari sekolah induk ke sekolah filial tersebut diperkirakan 12 kilometer dengan menempuh jalan kaki dan naik perahu mesin pompong. “Kalau dari Tepuk menuju Sagulubbek kita naik perahu mesin pompong, sesampai di sana dekat Sagulubbek baru kita jalan kaki ke sekolah,” tuturnya.
Sekolah tersebut berada di bagian barat pulau Siberut yang berbatasan langsung dengan samudera untuk akses ke lokasi itu harus naik kapal.
Kepala SDN 28 Sagulubbek dicoba dihubungi ada tersambung tapi tidak direspon, pesan singkat sudah disampaikan untuk konfirmasi sekolah tersebut tapi belum ada balasan.