SIKAKAP—Banyak hasil bumi dari Pagai Utara Selatan tidak
terangkut kapal ferry ASDP karena sudah penuh. Meski sudah ada dua trip kapal
per minggu yakni KMP Ambu-ambu dan Gambolo namun masih belum mampu mengangkut
hasil bumi untuk dijual ke Padang seperti jengkol dan pisang.
Dua kali trip kapal setiap minggu tak mampu membawa semau
hasil bumi Sekitar 100 ton hasil bumi di Pagai Utara Selatan (PUS) tidak
terangkut ke Padang setiap trip kapal yakni Kamis dan Minggu, hal ini
disebabkan karena muatan kapal KMP Ambu-Ambu dan KMP Gambolo tidak mampu
mengangkut hasil bumi berupa pisang dan jengkol.
Julistian Permadi, penampung jengkol di Sikakap mengatakan, saat
kapal ASDP masuk hari Minggu lalu mengirimkan 137 karung ukuran 65 kg jengkol ke Padang, 3 karung
lainnya terpaksa ditinggal karena muatan kapal sudah berlebih.
“Jengkol saya beli dari petani untuk satu karung beras panda
harganya Rp70 ribu, jengkol yang tak terangkut terpaksa dibuka kulitnya dan
dijemur di lantai rumah dan akan dikirim trip berikutnya,” kata Julistian.
Sementara Joni Afriadi (40), penampung pisang di SIkaka,
mengatakan, 400 tandan pisang yang sakan dijual ke Padang tidak bisa diangkut
karena muatan kapal penuh. Dia mengalami kerugian sekira Rp4 juta.
“Harga pisang saya beli kepada petani bermacam-macam, tandan
ukuran kecil Rp13 ribu, ukuran menengah Rp25 ribu, ukuran besar Rp50 ribu,”
katanya.
Joni berharap Pemda Mentawai dan Pemerintah Pusat menambah menambah
trip kapal ke Pelabuhan Sikakap, atau menambah armada kapal supaya hasil bumi
petani dari PUS bisa diangkut dan diajual ke Padang.
“Kami sudah bosan bertengkar adu mulut sesama pedagang saat
memuat hasil bumi di kapal,” katanya.