SIBERUT-Sudah hampir dua minggu ini bahan
bakar minyak khususnya bensin di Siberut Selatan Kabupaten
Kepulauan Mentawai menghilang, padahal sebelumnya warga sempat membludak di SPBU.
Namun sampai saat ini belum ada kepastian kapan minyak
ini akan tiba di Siberut Selatan.
Akibat karena langkahnya BBM, warga Siberut terpaksa menggunakan bensin campur untuk kendaraan roda dua. ‘’Sebelumnya saya ikut
antrean di SPBU sebab waktu itu BBM langka sekira 3 minggu lamanya dan saya
mendapatkan minyak hanya 10 liter,
untuk mendapatkan minyak itu saya rela antrean satu hari dari pagi
sampai sore hari, namun kali ini kembali adanya kelangkaan BBM. Saya menggunakan bensin
campur untuk kendaraan saya daripada tidak jalan dan menghambat kegiatan,” kata Gorardus kepada
Mentawaikita.com Rabu, (1/6/2022)
Walaupun dia menggunakan bensin
campur suara motor agak berbeda dari sebelumnya, dia
berharap tidak ada kerusakan
pada mesinnya. Kata Gorardus, tidak hanya dia saja yang menggunakan
bensin campur ada teman teman lainnya juga menggunakan bensin campur di
kendaraan mereka.
‘’Saya heran mengapa
minyak cepat langkah, apakah di
Padang memang tidak ada minyak atau sengaja mereka
tahan, dulu lancar-lancar saja sebab kami bisa membelinya di pangkalan. Sejak adanya aturan
baru kami kesulitan mengambil minyak, namun saat ini minyak itu sendiri yang tidak ada,” katanya
Kornelius Samalobak, warga Dusun Puro mengatakan, untuk
sejak adanya kelangkaan BBM untuk roda dua saja sudah tidak jalan sehingga
menghambat segala aktivitas, sebagian warga juga sudah tidak bisa ke ladang
untuk mencari pisang, keladi, dan kelapa maupun merambah ladang sebab tak ada
minyak.
‘’Rencana mau
mengambil pisang di ladang namun tidak bisa lagi, sebab ladang saya lumayan
jauh naik pompong sekira setengah jam perjalanan kalau jalan kaki apa yang mau
dibawa, kalau mendayung itu cukup jauh dan lama karena sudah tidak biasa
mendayung,” katanya.
Kata Kornelius, baginya sebagai
masyarakat saat ini juga ada
masyarakat membeli minyak seharga Rp25
ribu per liter namun itu tetap dibeli
karena kebutuhan. “Saat ini kami hanya di rumah saja tidak ada kegiatan yang menghasilkan uang, keluar ke Muara siberut saja
untuk mencari ikan sangat sulit, sudah jelas saat ini masa pandemi keuangan
tidak jelas, penghasilan juga kurang, ditambah lagi macetnya BBM dimana pemerintah kok hanya
diam aja,” katanya.
Sementara Direktur PT Saibi Jaya Andre satoko, mengatakan minyak dalam proses muat
di Padang sebanyak 140 ton, sebelumnya 150 ton namun 10 ton lagi terbawa ke Siberut Utara namun
masih mencocokkan data.
Untuk kedatangan minyak sebelum Andre memprediksi
akan tiba pada Rabu,(1/6/2022) namun hingga saat ini kapal minyak belum berada di pelabuhan
Maileppet.