MAILEPPET-Kepala Desa Maileppet Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Aleksius membuka seleksi penerimaan aparat desa mulai dari sekuriti, kepala dusun sampai sekretaris desa, pendaftaran dibuka sejak 9-21 Desember lalu dan seleksi dilakukan 27-29 Desember 2021.

Aleksius menjelaskan proses seleksi aparat desa ini merujuk Perda No. 4 Tahun 2021 yang memuat persyaratan umum, persentase, wawancara, fakta integritas, daftar riwayat hidup serta bisa menggunakan laptop dan komputer

“Ini untuk memperbarui SK lama saat pemerintah desa yang lama dimana SK akan berakhir 31 Desember 2021, kemudian harus membuat SK baru atas nama kepala desa terpilih, tidak semua aparat dilakukan perombakan tapi semua SK diperbarui artinya dulunya tidak ada proses seperti ini sehingga sumber daya manusia tidak dilibatkan,” katanya kepada Mentawaikita.com, Rabu (29/12/2021).

Sebelumnya rekrutmen aparat desa dilakukan tanpa seleksi dan kental unsure politiknya. “Sekarang saya buka peluang kepada orang yang punya kemampuan kapasitas, namun sebelum melakukan seleksi ini saya koordinasi dengan kepala desa yang lama dan PJ lama. Ada beberapa jabatan yang diganti dan ada juga yang dipertahankan, nanti tunggu saja hasil seleksinya,” kata  Aleksius.

Saat ini ada 16 orang aparat lama yang ikut seleksi dan total seluruh yang telah mendaftar 34 orang mulai dari tingkat pendidikan SMP sampai lulusan perguruan tinggi. “Untuk menyeleksi peserta tersebut ada lima orang mulai unsur pemuda, BPD, LMD, adat sampai tokoh agama, seleksi itu ada wawancara dan ada persentase program ke depan,  persentase  tersebut khusus yang sarjana sementara wawancara khusus untuk pendidikan SMP dan SMA,” jelasnya.

Target Aleksius ada delapan aparat yang akan dijaring untuk mengisi jabatan-jabatan di desa termasuk kepala dusun. “Mengisi jabatan kasi dan kaur termasuk staf lain,” katanya.

Jabaran staf baru itu untuk memuluskan program desa, tahun depan Desa Maileppet akan membangun pasar, Bumdes termasuk legalitasnya yang jelas, pembangunan jalan di SMA 1 Siberut Selatan serta melakukan pendampingan kepada nelayan, pembuatan bagan, serta kebun sayur palawija termasuk peternakan.

“Untuk pertanian kita membuat demplot di sini lalu dikembangkan. Untuk pasar sendiri sudah ada dua suku yang siap menghibahkan tanahnya di tepi jalan,” katanya.