Sampah Masih Menjadi Masalah di Siberut Selatan

Sampah Masih Menjadi Masalah di Siberut Selatan Anak-anak bermain di pantai Muara Siberut bersama tumpukan sampah. (Foto: Hendri/Mentawaikita.com)

MUARA SIBERUT-Beberapa anak-anak berkumpul di tepi pantai sedang bermain pasir dan di sekeliling mereka terlihat beberapa tumpukan sampah, saat bermain anak-anak menyingkirkan sampah agar lokasi permainan bertambah luas sehingga permainannya pun jauh dari sampah-sampah, tak ada tempat bersih untuk bermain di tepi pantai, di pantai itu terlihat bermacam macam sampah masyarakat yang dibuang sembarangan sebab tak ada pembuangan yang layak di sekitar wilayah Muara Siberut.

"Sampah di Pantai Muara Siberut masih menjadi persoalan pada masyarakat dan kebersihan lingkungan, sepanjang Pantai Muara Siberut dan selokan masih diwarnai sampah warga, hingga saat ini belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," kata Alizar, Kepala Desa Muara Siberut kepada Mentawaikita.com, Senin (18/1/2021)

Untuk penanganan sampah di Muara Siberut sudah membeli tanah seluas empat hektar di daerah Majobulu Desa Madobak. Tiga desa membayar Rp20 juta, yaitu Desa Muara Siberut, Muntei dan Maileppet, tinggal menunggu pembersihan lahan, lokasinya 100 meter dari jalan Trans Mentawai, sudah disiapkan namun sampai saat ini belum ada gerakan dan respon sehingga pembangunannya belum berjalan.

"Saat ini belum kita ambil kebijakan dimana kita arahkan masyarakat untuk membuang sampah, mau dipungut biaya kepada masyarakat tapi dimana TPA belum ada, solusi lain masyarakat menggunakan tenaga becak mereka ada juga masyarakat membakar, dan itu kita kontrol, agar tidak dibuang di laut, dan jika juga kita sampaikan kepada warga agar tidak membuang sampah sembarangan dan membakar sampah," kata Alizar

Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah masih kurang, masyarakat tinggal menunggu kapan TPA akan dibangun, sedangkan untuk toko besar di Muara Siberut mereka telah menyewa (sepeda becak dayung) khusus untuk membuang dan membakar sampah. “Itu tergantung apakah dibakar atau dibuang sampahnya, tapi lebih baik dibakar,katanya.

Memang sampah di Muara Siberut sudah parah, apa lagi tiap tahun pertambahan penduduk meningkat, sehingga tingkat sampah juga makin banyak, dan bertumpuk ini menjadi tanggung jawab bersama. “Di lingkungan hidup Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah kami sampaikan. Tidak hanya itu, rumah-rumah di tepi pantai sudah banyak dibangun oleh masyarakat, sebenarnya memang ngak boleh dibangun namun karena ngak ada lokasi terpaksa masyarakat membuat rumah di tepi pantai yang rawan bencana dan banyak tumpukan sampah, sedangkan untuk bantuan perumahan masih menunggu bantuan dari dinas sosial," terangnya.

Sama halnya dengan di Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan penataan sampah hingga saat ini belum ada solusi juga belum memiliki TPA yang layak, untuk pembuangan sementara warga membakar sampah di rumah.

"Tempat Pembuangan Sampah baru pengadaan tanah yang berlokasi di daerah Majobulu seluas 4 hektar dengan anggaran khususnya di Desa Muntei Rp9 juta, yang diambil dari dana ADD tahun 2020 lalu, dengan sistem dibayarkan langsung kepada pemilik tanah, namun uangnya diserahkan ketika sudah dibuat surat tanahnya,"kata Kepala Desa Muntei Agustinus kepada Mentawaikita.com Jumat, (29/1/2021)

Yang membayar beli tanah untuk lokasi TPA ada 4 Desa yakni, Desa Muntei, Muara, Maileppet, dan Madobag yang difasilitasi oleh Kecamatan dan sampai saat ini belum bisa dipergunakan karena belum adanya kelanjutan dan sampah masyarakat dibakar dan dibuang di tempat sampah biasa.

"Untuk Penanganan sampah masyarakat untuk sementara ini belum ada, kita lihat sendiri belum ada lokasi yang ditentukan dan mengurus sampah masing, dan anggaran khusus di desa untuk penanganan sampah, dana goro sampah tidak dianggarkan yang dianggarkan itu goro membersihkan jalan. Selama ini untuk kebersihan lingkungan kita gerakan ibu PKK untuk ikut bantu pungut sampah," kata Agustinus.

Pemandu wisata Muara Siberut Hendro mengatakan, persoalan sampah di pantai Muara Siberut dan sekitarnya masih menjadi persoalan besar, dimana sepanjang pantai Muara Siberut ditumpuki bermacam-macam sampah, mulai dari botol plastik, kaleng-kaleng dan sampah rumah tangga lainnya, hampir semua sampah dan berbagai sampah makanan dan minuman ada di pantai Muara Siberut.

"Dulu pantai Muara Siberut masih bersih dan belum begitu banyak sampah dan dulu belum banyak rumah di tepi pantai tetapi perkembangan zaman perumahan di tepi pantai makin banyak dan pembuangan sampah rumah tangga juga makin banyak dan saat ini tahun 2021 sampah sudah mencemari pantai Muara Siberut," kata Hendro.

Tambah Hendro, setiap lokasi wisata berbicara soal keindahan dan kebersihan lingkungan agar daya tarik wisata meningkat, namun hanya di mulut saja seperti Muara Siberut itu salah satu pintu masuk wisatawan sebelum ke pulau atau tracking mereka singgah di Muara Siberut dulu, namun melihat sampah dimana-mana dan hingga saat ini belum terpecahkan masalahnya.

"Kami sebagai penggiat wisata mengharapkan mari kita kerja sama untuk memecahkan masalah sampah di Mentawai ini agar tempat pembuangan sampah ada, dan bisa menampung sampah masyarakat yang selama ini belum terpecahkan,"kata Hendro.

 

BACA JUGA