MADOBAG-Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet meresmikan lokasi wisata air terjun Kulukubuk di Desa Madobag, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu (4/11/2020).
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, sejak dia jadi bupati dua periode dia berpikir apa yang bisa dikembangkan di Desa Madobag, sebab kekayaan seperti kelapa, dan yang lainnya tidak ada di madobag. “Lalu saya berpikir di Madobak ada budaya mengapa tidak dikembangkan makanya saat ini pariwisata air terjun Kulukubuk menjadi wisata alam. Jadi di Desa Madobag ini modal kita adalah budaya untuk kehidupan kita, untuk Desa Matotonan dan Madobag itu jadi modal, itu yang kita jual, kami dari pemerintah sudah berikan tempat tapi kalau tidak dijalankan dengan baik maka semuanya tidak akan berjalan dan saya mau sarereiket ini maju," kata Yudas Sabaggalet kepada Mentawaikita.com, Rabu (4/11/2020).
Usai peresmian wisata Kulukubuk ini, kata Yudas, harus dimanfaatkan oleh masyarakat, setelah dilatih nanti masyarakat bisa mengerti apa itu pariwisata dan bagaimana mengelolanya. Yudas berharap wisata ini bisa menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat dan semua pihak bisa menikmati hasilnya, sejauh ini di Kulukubuk belum ada jualan seperti patung, atau aksesoris Mentawai itu belum nampak ada masyarakat yang menjual.
"Kulukubuk ke depan harus kita lirik apa yang harus kita jual di dalamnya, jangan ada lagi meminta-minta ketika pengunjung datang menyodorkan proposal ke pengunjung itu jangan ada lagi, sekarang kita harus ada yang kita jual di dalam Kulukubuk itu baru pariwisata,” kata Yudas.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai Joni anwar mengatakan, peresmian wisata Kulukubuk sudah dilakukan, kedepannya wisata ini akan menjadi tempat rekreasi pariwisata berbayar dimana di dalam Kulukubuk tersebut sudah ada beberapa fasilitas ada gerbang di depannya dan loketnya, sampai di lokasi ada jalan susunan kayu, sepanjang jalan ada 7 gajeboh kiri kanan, jadi kalau hujan bisa istirahat, di dalamnya juga ada bangunan pujasera itu semacam cafe jualan minuman tinggal bagaimana masyarakat Kulukubuk memanfaatkan itu, kemudian ada ruang bilas untuk anak-anak, dan gedung kesenian.
"Kita mengharapkan memancing minat masyarakat untuk berwisata di Kulubuk selama ini kita di daerah daerah Madobak sudah dilalui turis turis asing tapi dengan adanya sasaran kita bukan hanya bukan hanya turis asing tetapi juga turis nusantara mungkin saudara saudara kita di Peipei,dan Muara siberut mereka berekreasi silahkan,kalaupun ada muslim yang balimau silahkan bisa di Kulukubuk,"kata Joni anwar.
Bangunan Kulukubuk ini dibangun oleh dinas pariwisata yang didanai dari DAK 2019 senilai Rp4,7 miliar dan sistem pengelolaan rencana dikelola oleh masyarakat tetapi harus perlu bimbingan. “Nanti kita akan kasih staf kita 2 atau 3 orang dan di dalamnya juga sudah ada kelompok sadar wisata (pokdarwis), mereka bergerak mengurus tamu, ada yang mengurus parkiran, dan hasil pengolahannya masuk di Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) Pemda Mentawai itu nanti sistem berbagi jadi kalau sudah ada staf otomatis akan digaji, ini juga kita harapkan kepada masyarakat bisa jualan dan perekonomian masyarakat bisa terdistribusi di wilayah Kulukubuk saja dan ada dampak ekonominya terhadap masyarakat,” katanya.
Lanjut Joni, kalau inovasi banyak di Kulukubuk, harapan bisa berkembang dan menjadi destinasi wisata alam, kalau ada inovasi pokdarwis buat jalan tracking di bukit dan rencana kedepannya akan dikeluarkan aturan, jadi selain air terjun juga juga akan dibuat outbond ada permainan. “Jadi terus kita dorong masyarakat supaya terbuka pemikirannya, jadi kalau masyarakat diam aja, nanti jadi penonton, kita berharap masyarakat jangan jadi penonton, kalau terlalu lama jadi penonton akan menjadi tamu di daerahnya sendiri,"kata Joni anwar.
Soal untuk lahan Kulukubuk dihibahkan oleh masyarakat kepada pemerintah, otomatis kedepan menjadi asetnya pemerintah, persoalan lahan yang belum selesai dibicarakan ini akan diserahkan kepada pemerintah desa karena desa yang menghibahkan kepada pemerintah. “Jadi, nanti mereka akan selesaikan ditingkat desa, kami tinggal menunggu hasil, untuk akses kalau tidak ada konflik jalannya sedang dikerjakan trans Mentawai pengerasan nanti akan berlanjut di Kulukubuk karena sistemnya multiyears, kalau tidak ada akses sayang wisata ini,” katanya.
Untuk program destinasi wisata sudah ada istilah 3 M 1 K, Desa Muntei sebagai wisata budaya, Kulukubuk Desa Madobag wisata alam, Matotonan Desa wisata alam dan Budaya, dan Katiet wisata bahari, yang dibangun oleh Pemda Mentawai baru dua ditambah satu katiet belum selesai masih berlanjut, sedangkan untuk destinasi lain seperti air terjun Sikakap, dan air terjun Siberut Utara sudah di survey.
Camat Siberut Selatan Hijon mengatakan, setelah diresmikan wisata Kulukubuk ini satu hal yang harus ada dipikirkan yaitu rasa kepemilikan. “Jangan kita kritik, di wisata ini kita harus hidup di dalamnya, dan menjadi tempat kita bersama, permasalahan yang ada di dalamnya itu sebenarnya keterlibatan kita bersama melibatkan yang ada disini, jangan kita bertengkar, mari bersama untuk mendukung wisata Kulukubuk ini,” katanya