TUAPEIJAT—Berawal
dari kesukaannya pada olahraga selancar membawa Karen yang berasal dari Inggris
datang ke Mentawai. Mencintai ombak dan laut Mentawai, Karen dan suaminya betah
tinggal bertahun-tahun di Mentawai hingga kemudian aktif mengkampanyekan laut
bukan tempat sampah.
Karen
menceritakan awalnya datang ke Indonesia, ia dan suaminya berkunjung dan
tinggal di Bali, namun karena Bali sudah mulai ramai pengunjung akhirnya mereka
mencari tempat lain, kebetulan mereka mendengar Kepulauan Mentawai yang ombaknya
luar biasa.
“Sudah
hampir lima tahun tinggal di Mentawai, awalnya kami datang hanya bermain
surfing, ombak Mentawai luar biasa. Kami juga di sini membuka les bahasa
Inggris,” kata Karen, Kamis (27/6/2019)
Selama
membuka les bahasa Inggris di kawasan Mapaddegat Kecamatan Sipora Utara, Karen
tertarik menjadi pahlawan sampah, sebab saat sedang bermain surfing, ia menemukan
sampah berserakan di laut. Sejak itu Karen tertarik untuk peduli terhadap
sampah yang berserakan di pantai-pantai, bahkan ia mengunjungi setiap kantor
untuk memberikan pemahaman dan mengumpulkan sampah.
“Terkadang
kantor-kantor juga ada yang belum peduli dengan sampah, bahkan di sekitar
kantor masih ditemukan sampah berserakan, padahal itu tempat bekerja,” kata
Rani, penerjemah Karen.
Lalu ia
bersama kawan-kawan sesame peselancar lalu mendirikan A Perfect Foundation pada
2015. Awalnya organisasi ini merupakan organisasi perubahan sosial dengan
tujuan mendidik dan memberdayakan komunitas lokal di kawasan global terpencil
untuk membuat perbedaan yang berkelanjutan.
Lembaga
nirlaba ini didirikan untuk memberikan kembali kepada komunitas pulau yang
memungkinkan orang lain menikmati sumber daya alam.
A Perfect
Foundation juga mendirikan pusat pendidikan dan koservasi pertama di Dusun Mapaddegat,
Desa Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara pada 2015, termasuk mengurangi limbah
plastik atau sampah dengan warga setempat dan anak-anak.
Rani
menambahkan bahwa laut bukan tempat sampah, untuk itu kepedulian terhadap
lingkungan dan sampah sangat penting, jika sampah dibuang ke laut, maka ikan
akan makan sampah tersebut, dan kitapun akan makan ikan yang sduah memakan
sampah.
“Kalau ikan
memakan sampah, berarti ikannya sudah tidak sehat, dan kita pun tentunya akan
menderita sakit, karena mengkonsumsi makanan tidak sehat”, ungkapnya.
Masyarakat
Mentawai belum terlalu peduli dengan lingkungan, jika ada kegiatan yang
dilakukan di tepi sungai atau laut, maka sampah hasil kerja alngsung dibuang ke
laut. Melihat hal itu Rani dan Karen beriniasitif untuk peduli dengan
lingkungan dengan mengumpulkan botol-botol plastik, kemudian di daur ulang oleh
mereka, seperti membuat tong sampah, lukisan, dan karya-karya lainnya.
Untuk
memberi edukasi kepada masyarakat serta pengunjung, A Perfect Foundation
membuat stand di acara Festival pesona Mentawai (FPM) 2019, di stand milik
mereka terpampang beberapa tulisan larangan membuang sampah, serta manfaat
sampah.